Ahad, 16 November 2008

k!5Ah rA5uLuLLaH SAW w!f 5e0rAng p3ngem!s




Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap
harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Wahai
saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu
pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian
akan dipengaruhinya".

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan
membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW
menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis
itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW praktis tidak ada lagi orang yang
membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu
hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke
rumah anaknya Aisyah RA yan g tidak lain tidak bukan merupakan istri
Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, "Anakku, adakah
kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?". Aisyah RA menjawab,"Wahai ayah, engkau
adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu
kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja".
Apakah Itu?", tanya Abubakar RA."Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke
ujung pasar dengan membawakan
makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana", kataAisyah RA.

Keesokan harinya Abu bakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk
diberikan kepada pengemis itu. Abu bakar RA mendatangi pengemis itu lalu
memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai....

menyuapinya,
si pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu ?".
Abubakar RA menjawab, "Aku orang yang biasa."
"Bukan! Engkau bukan ora! ng yang biasa mendatang iku", bantah si
pengemis buta itu."Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak
susah mulut ini mengunyah.

Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih
dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku",
pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata
kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu.
Aku adalah salah
seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah
tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW".

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan
Abubakar RA, dan kemudian berkata, "Benarkah demikian?
Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah
memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap
pagi, ia begitu mulia...." Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan AbubakarRA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq
Rasulullah SAW? Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau?
Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.
Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen,
alangkahbaiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit,
kita mulai dari
apa yang kita sanggup melakukannya...